UMKM Pertanian Diharapkan Mampu Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Produk

BJBPreneur UMKM Kementan

Journal Pangan, – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pertanian, atau agropreneur, untuk memanfaatkan peluang bisnis dalam hilirisasi olahan pertanian dan pangan. Hal ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian secara keseluruhan.

Menurut Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Sabtu, pelaku UMKM, terutama peserta BJBPreneur yang mayoritas terdiri dari kaum muda, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan peluang bisnis dari olahan pangan. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kemandirian pelaku UMKM, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan nilai tambah produk pertanian.

“Kami tadi melakukan diskusi dengan para peserta dan sebagian besar dari mereka memang memiliki kemampuan untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada di sekitar mereka. Baik itu komoditas, baik itu peluang pasar, termasuk juga inovasi produk,” ujar Kuntoro saat menjadi juri di Program BJBPreneur 2024 yang diselenggarakan oleh Bank BJB, Sabtu, 25 Mei 2024.

Kementan menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam mengolah hasil pertanian agar bisa bersaing di pasar yang lebih luas. Dengan mengolah produk pertanian menjadi barang yang memiliki nilai jual lebih tinggi, pelaku UMKM dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar domestik dan internasional. Hal ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung pembangunan ekonomi daerah.

Selain itu, Kementan juga menyediakan berbagai program pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka dalam mengolah produk pertanian. Dukungan ini mencakup akses kepada teknologi, informasi pasar, serta bantuan dalam pengurusan izin dan sertifikasi produk.

Dengan memanfaatkan peluang hilirisasi ini, UMKM pertanian diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia.

Mengenai hal ini, Dia mengapresiasi keikutsertaan sebagian besar anak-anak muda yang kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk turunan baru di bidang pertanian.

“Apalagi sbagian besar peserta dari BJBPreneur ini bergerak sebagai agripreneur dan memang anak-anak muda. Kemudian juga badan usaha, termasuk ada pekerja sosial yang sangat inovatif,” ucap Kuntoro

Ia mengaku optimis terhadap sektor pertanian untuk terus menggerakkan roda ekonomi semakin tinggi, apalagi animo kalangan muda yang terjun di dunia bisnis pertanian menunjukkan kecenderungan yang meningkat.

Sementara itu, Group Head PESAT/ UMKM Bank BJB Dodi Sandra Nugraha menjelaskan bahwa BJBPreneur adalah ajang kompetisi yang diikuti para pelaku UMKM di berbagai bidang yang bertujuan mengembangkan UMKM yang tangguh dan mampu bertahan di tengah berbagai tantangan sehingga memiliki daya saing, dan berkelanjutan.

Dodi berharap para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian mampu membaca peluang dan potensi daerahnya masing-masing untuk bisa dikembangkan lebih jauh lagi khususnya dalam usaha olahan pangan.

“Bagaimana caranya supaya para pelaku UMKM khususnya di bidang pertanian itu justru mengembangkan usahanya di daerahnya sehingga produk pertanian itu dapat dikembangkan atau dapat dibesarkan di daerahnya,” kata Dodi.

Menurut Dodi, masih banyak komoditas pertanian yang belum diolah sehingga belum memberikan banyak nilai tambah. Karena itu, dia berharap program ini mampu memberi dampak bagi peningkatan ekonomi nasional.

“Sementara produk-produk dari pertanian ini bagaimana caranya supaya bisa menjadi industri olahan. Contohnya di acara BJBPreneur ini, ada beberapa produk pertanian yang akhirnya bisa menjadi olahan dan menjadi suatu potensi baru untuk produk yang bisa kita lakukan kemasan baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” ucap Dodi.

Diketahui, Kementerian Pertanian terus mendorong dan memfasilitasi bertumbuhnya usaha tani (agripreneur) yang dijalankan oleh generasi muda. Pemerintah berkomitmen mengawal regenerasi petani dan menjadikan pertanian sebagai dunia usaha atau bisnis yang strategis dan menguntungkan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada kesempatan sebelumnya mengatakan bahwa potensi pertanian dalam meningkatkan perekonomian sangatlah besar terutama jika anak muda mau mengerjakan semua prosesnya baik yang berkaitan dengan produksi hulu maupun proses pengolahan atau hilirisasi. Dia yakin, pertanian adalah jawaban sekaligus solusi masa depan yang sangat menjanjikan.

“Kami memiliki berbagai program pembangunan sektor pertanian dengan terus memperkenalkan pemanfaatan teknologi dan mekanisasi sebagai perangsang bertumbuhnya petani muda di Indonesia,” katanya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian masuk dalam kategori paling tinggi jika dibandingkan dengan lapangan usaha lainya seperti perdagangan dan juga industri pengolahan. Hal ini menunjukkan sektor pertanian masih merupakan mata pencaharian utama bagi masyarakat Indonesia saat ini.

Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian pada triwulan 1 2023 mencapai 29,36 persen. Adapun pada triwulan 1 2024 sebesar 28,64 persen dan naik 0,03 juta orang (y on y) dari total jumlah penduduk Indonesia yang bekerja sebanyak 142,18 juta orang.

Tingginya data penyerapan tenaga kerja pada sektor akomodasi dan makan minum ini tidak lepas dari kontribusi sektor pertanian yang turut meningkat. Disisi lain, BPS juga mencatat distribusi dan pertumbuhan sektor pertanian pada Produk Domestik Bruto (PDB) menepati urutan ketiga dengan capaian 11,61 persen. Sektor pertanian menjadi salah satu andalan bagi ekonomi Indonesia. ( Sumber Pertanian.go.id )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *