Journalpangan,- Pengelolaan lahan kering memang memerlukan perhatian khusus, terutama dalam menjaga kesuburan tanah dan mengurangi risiko kerugian bagi petani. Penggunaan tanaman legum sebagai bagian dari strategi pengelolaan ini menawarkan solusi yang efektif. Legum, selain menjadi sumber protein yang penting dalam rantai pangan, juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen.
Pentingnya Legum dalam Pengelolaan Lahan Kering
- Fiksasi Nitrogen:
- Legum mampu berinteraksi dengan bakteri Rhizobium yang terdapat di bintil akar mereka. Proses ini mengubah nitrogen di udara menjadi amonia yang kemudian diasimilasi oleh tanaman menjadi asam amino, esensial untuk pertumbuhan tanaman.
- Pupuk Hijau:
- Dengan menanam legum dan tanaman non-legum secara bergantian, tanah memperoleh nitrogen dari legum, menjaga ketersediaan unsur hara dalam tanah.
- Tanaman Penutup Tanah (Legum Cover Crop):
- Legum dapat berfungsi sebagai penutup tanah, mengurangi erosi, menjaga kelembaban tanah, mengurangi aliran permukaan, dan meningkatkan kesuburan tanah.
Jenis-jenis Legum yang Bermanfaat
Beberapa jenis legum yang biasa digunakan sebagai tanaman tumpang sari atau penutup tanah meliputi buncis, kacang tunggak, kacang tanah, kacang gude, kedelai, alfalfa, kacang arab, kacang ercis, dan lentil. Penelitian juga menunjukkan bahwa kacang koro, kacang tunggak, dan koro benguk berkontribusi positif dalam meningkatkan kesuburan tanah dan aktivitas mikroba di lahan kering.
Edukasi dan Kesadaran
Pentingnya edukasi mengenai manfaat legum perlu disebarluaskan kepada pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat. Ini dapat dilakukan melalui program pelatihan, penyuluhan, dan kolaborasi dengan institusi akademis. Edukasi yang baik dapat membantu petani memahami manfaat ekologis dan ekonomis dari penggunaan legum dalam pengelolaan lahan kering.
Dengan demikian, penggunaan legum tidak hanya meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan ketahanan pangan.
( Sumber : Emilia Juliyanti Bria mahasiswa Program Doktoral Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Dosen Biologi Universitas Timor / floresa.co )